Makalah Perkembangan Masa Remaja



PERKEMBANGAN MASA REMAJA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Dosen Pengampu : Sri Redjeki, M.Pd

Disusun Oleh :
Pebri Wahyudiyanto  (B2216110009)

Fakultas Ilmu Pendidikan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Veteran Semarang
2017/2018


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah yang diampu oleh Ibu Sri Redjeki, M.Pd
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua penulis yang telah memberikan doa dan dukungan dalam pembutan makalah ini. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada dosen pengampu dan semua pihak yang telah membantu  penulis hingga terselesainya makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan dijadikan motivasi demi penyempurnaan dan perkembangan selanjutnya. Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.



                                                                                                             Penulis,



DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN


Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada perkembangan anak khususnya siswa fase remaja. Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Masa remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Masa remaja juga sebagai usia bermasalah. Akhirnya para remaja mengalami kesualitan dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Kesulitan-keuslitan yang dihadapi remaja menurut Rumke bersumber dari 3 masalah, yaitu :
1.      Masalah individuasi : kesulitan daalam mewujudkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
2.      Regulasi : ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan dibidang fisik dan seksualnya.
3.      Masalah Integrasi : kesulitan menyesuaikan sikap dan perilakunya dilingkungannya / mencari identitas dirinya.

Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian Masa Remaja?
2.      Apa karakteristik dalam konsep diri remaja?
3.      Aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi perkembangan remaja?
4.      Perubahan apa saja yang terjadi pada masa perkembangan remaja?
5.      Perilaku-perilaku menyimpang apa saja yang dapat terjadi pada masa remaja?
6.      Apa minat remaja?
7.      Bahaya apa yang tengah mengitari kehidupan masa remaja?



1.      Dapat mengetahui pengertian masa remaja.
2.      Mengetahui karakteristik dalam konsep diri remaja.
3.      Dapat mengetahui aspek-aspek perkembangan remaja.
4.      Mengetahui perubahan apa saja yang di alami oleh objek ketika masa remaja.
5.      Dapat mengetahui perilaku menyimpang pada masa remaja.
6.      Mengetahui minat objek.
7.      Mengetahui bahaya-bahaya apa saja yang tengah mengitari kehidupan remaja.




BAB II

PEMBAHASAN


Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu menurut remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
1.      Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2.      Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3.      Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
4.      Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
5.      Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
Ketika anak-anak memasuki masa remaja, konsep diri mereka mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri mereka. Santrock (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep diri pada masa remaja, yaitu:
a.       Abstrack and idealistic. Gambaran pada abstrak misalnya dilihat dari pernyataan remaja usia 14 tahun mengenai dirinya. Sebagian remaja membedakan antara diri mereka dengan yang diidamkannya.
b.      Differentiated. Konsep diri remaja bias menjadi semakin terdiferensiasi (differentiated). Dibandingkan dengan anak lebih muda, remaja mungkin untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin terdeferensiasi.
c.       Contradictions Within the Self. Remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda-beda.
d.      The Fluctuating Self. Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannyamemunculkan fluktasi dalam diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan.
e.       Real and Ideal, True and False Selves. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan diri yang nyata dengan diri ideal menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif mereka.

Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
1.      PERKEMBANGAN FISIK
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
a.       Hormon – Hormon Seksual
Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks pimer dan sekunder.
·         Ciri-Ciri Seks Primer
Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
·         Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan  tumbuh gondok laki / jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah dada danbertambah besarnya pinggul.

b.    Pubertas.
·         Perubahan eksternal 

Perempuan
Laki-laki
Tinggi
Usia 17 dan 18 tahun mencapai tinggi yang matang.
Rata-rata anak laki-laki setahun sesudahnya.
Berat
Peruahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi
Proporsi tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.

·         Perubahan internal
*      Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
*        Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
*        Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun,  remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
*        Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

2.      PERKEMBANGAN PSIKIS
a.       Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.



b.      Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
1.      Di Lingkungan Keluarga
·         Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
·         Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
·         Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
·         Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
2.      Di Lingkungan Sekolah
·         Bersikap respek dan mentaati peraturan
·         Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
·         Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
·         Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
·         Berprestasi di sekolah
3.      Di Lingkungan Masyarakat
·         Respek terhadap hak-hak orang lain
·         Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
·         Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
·         Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
c.       Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan narkoba).

d.      Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.
e.       Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau memaksakan kehendak.

f.       Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan

Ciri utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1.      Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2.      Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3.      Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4.      Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5.      Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6.      Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.

Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1.      Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2.      Minat social : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3.      Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi.

1.      Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan social.
2.      Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3.      Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4.      Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5.      Perasaan menyerah.
6.      Terlalu banyak berkhayal.
7.      Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8.      Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.



BAB III

PENUTUP


1.      Masa remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa.
  1. Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
  2. Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan sexual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.
  3. Ada beberapa bentuk berprilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, diantaranya pesta malam yang menimbulkan sisi negative remaja, minum- minuman keras dan obat-obat terlarang.
Dalam perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam fisik maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mengaplikasikan perubahan-perubahan itu dalam kehidupan sehari-hari.




DAFTAR PUSTAKA


Ali, Muhammad. 2005. Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara.
Daulay, Agus Salim 2010. Diktat Psikologi Perkembangan. Padangsidimpuan: STAIN Padangsidimpaun.
Desmita. 2009. Psikologi perkembangan peserta didik : PT Remaja Rosdakarya 
Mappiare. 1984. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.

Komentar

  1. How do you make money at casinos that accept players from all
    There kadangpintar are also other forms of worrione casino games for players like slots, blackjack, roulette, and video poker. These หาเงินออนไลน์ games are among the most popular casino games

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi Kasus

Makalah Dampak Perceraian terhadap perkembangan psikologis anak