Makalah Perkembangan Masa Remaja
PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Dosen
Pengampu : Sri Redjeki, M.Pd
Disusun Oleh :
Pebri
Wahyudiyanto (B2216110009)
Fakultas Ilmu Pendidikan
Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Veteran Semarang
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
tugas ini dengan baik.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Penulisan
Karya Ilmiah yang diampu oleh Ibu Sri Redjeki, M.Pd
Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua
penulis yang telah memberikan doa dan dukungan dalam pembutan makalah ini.
Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada dosen pengampu dan semua pihak yang
telah membantu penulis hingga terselesainya
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
akan dijadikan motivasi demi penyempurnaan dan perkembangan selanjutnya.
Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan anak adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per-
kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual,
sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan
sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya
pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru
atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi
dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan
perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada perkembangan anak khususnya siswa fase remaja. Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada perkembangan anak khususnya siswa fase remaja. Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Masa remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa
kanak-kanak kepada masa dewasa. Masa remaja juga sebagai usia bermasalah.
Akhirnya para remaja mengalami kesualitan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi. Kesulitan-keuslitan yang dihadapi remaja menurut Rumke bersumber dari
3 masalah, yaitu :
1. Masalah individuasi : kesulitan
daalam mewujudkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
2. Regulasi : ketidakmampuan menyesuaikan
diri dengan perubahan dibidang fisik dan seksualnya.
3. Masalah Integrasi : kesulitan
menyesuaikan sikap dan perilakunya dilingkungannya / mencari identitas dirinya.
Dari latar belakang di atas, maka
kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Masa Remaja?
2. Apa karakteristik dalam konsep diri
remaja?
3. Aspek-aspek apa saja yang
mempengaruhi perkembangan remaja?
4. Perubahan apa saja yang terjadi pada
masa perkembangan remaja?
5. Perilaku-perilaku menyimpang apa
saja yang dapat terjadi pada masa remaja?
6. Apa minat remaja?
7. Bahaya apa yang tengah mengitari
kehidupan masa remaja?
1. Dapat mengetahui pengertian masa
remaja.
2. Mengetahui karakteristik dalam
konsep diri remaja.
3. Dapat mengetahui aspek-aspek
perkembangan remaja.
4. Mengetahui perubahan apa saja yang
di alami oleh objek ketika masa remaja.
5.
Dapat
mengetahui perilaku menyimpang pada masa remaja.
6.
Mengetahui
minat objek.
7.
Mengetahui
bahaya-bahaya apa saja yang tengah mengitari kehidupan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
Remaja
didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan,
biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja
dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World
Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu menurut remaja sendiri adalah
kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri
yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu
adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti
“tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang
cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget
). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
1. Usia dimana individu berintegrasi
dengan masyarakat dewasa.
2. Usia dimana anak tidak merasa
dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan
yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3. Integrasi dalam masyarakat dewasa
mempunyai banyalah aspek afektif.
4. Kurang lebih berhubungan dengan masa
puber.
5. Transformasi intelektual yang khas
dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam
hubungan sosial orang dewasa.
Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock
(1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang
secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum.
Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.
Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu
pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi
periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang
dinyatakan dewasa secara hukum.
Ketika
anak-anak memasuki masa remaja, konsep diri mereka mengalami perkembangan yang
sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri mereka. Santrock
(1998) menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep diri pada
masa remaja, yaitu:
a. Abstrack
and idealistic.
Gambaran pada abstrak misalnya dilihat dari pernyataan remaja usia 14 tahun
mengenai dirinya. Sebagian remaja membedakan antara diri mereka dengan yang
diidamkannya.
b. Differentiated. Konsep diri remaja bias menjadi
semakin terdiferensiasi (differentiated). Dibandingkan dengan anak lebih muda, remaja mungkin untuk
menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin
terdeferensiasi.
c. Contradictions
Within the Self.
Remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks
yang berbeda-beda.
d. The
Fluctuating Self.
Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannyamemunculkan fluktasi
dalam diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan.
e. Real
and Ideal, True and False Selves. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan diri yang nyata
dengan diri ideal menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif mereka.
Semua individu khususnya remaja akan
mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek
intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
1. PERKEMBANGAN FISIK
Dalam perkembangan remaja, perubahan
yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga
mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas
reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri
seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
a. Hormon – Hormon Seksual
Dalam perkembangan hormon – hormon
seksual remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks pimer dan sekunder.
·
Ciri-Ciri
Seks Primer
Pada masa
remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada
tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai
ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang,
pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ
seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi
basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan
tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun
untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi
awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang
kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
·
Ciri-Ciri
Seks Sekunder
Pada
remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan
ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh gondok laki /
jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok
disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah dada danbertambah besarnya
pinggul.
b. Pubertas.
·
Perubahan
eksternal
Perempuan
|
Laki-laki
|
|
Tinggi
|
Usia 17 dan 18 tahun mencapai tinggi yang matang.
|
Rata-rata anak laki-laki setahun sesudahnya.
|
Berat
|
Peruahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahan tinggi
|
|
Proporsi tubuh
|
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan
tubuh yang baik.
|
·
Perubahan
internal
Sistem
Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan
tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat
dan kerongkongan bertambah panjang.
Sistem
Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa
remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
Sistem
Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan
hamper matang pada usia 17 tahun, remaja laki-laki mencapai tingkat
kematnagn beberapa tahun kemudian .
Jaringan
Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti
rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai
tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
2. PERKEMBANGAN PSIKIS
a. Aspek Intektual
Perkembangan
intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja
tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu
berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif
yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja
dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir
yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan
kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk
mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
b. Aspek Sosial
Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan
tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan
objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial
pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai
individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai
atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan
lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau
percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada
lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku
yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti
luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku
tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik,
miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat
dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial,
situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya
:
1. Di Lingkungan Keluarga
·
Menjalin
hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
·
Menerima
otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
·
Menerima
tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
·
Berusaha
membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
2.
Di
Lingkungan Sekolah
·
Bersikap
respek dan mentaati peraturan
·
Berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan sekolah
·
Menjalin
persahabatan dengan teman sebaya
·
Hormat
kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
·
Berprestasi
di sekolah
3.
Di
Lingkungan Masyarakat
·
Respek
terhadap hak-hak orang lain
·
Menjalin
dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
·
Bersikap
simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
·
Respek
terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
c. Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan
aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan
remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme
dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa
senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan
kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini
berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak
terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir
anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan
emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
Proses
pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya,
terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan
tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang
baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang
lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah
tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi
secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih
sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung
mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja
bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang
mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang
menyendiri, meminum miras dan narkoba).
d. Aspek Bahasa
Perkembangan
bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat
komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa
remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk
pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada
umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu,
menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius.
Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih
banyak. Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak
berdialog seperti ilmuwan.
e. Aspek Moral
Perkembangan
moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca
konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara
remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya
dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal
tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh
karena itu moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain
itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua
harus konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak
otoriter atau memaksakan kehendak.
f. Aspek Agama
Pemahaman
remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak
memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta
mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan
Ciri utama pada masa remaja ditandai
dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1. Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan
fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur
fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping
itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang
dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa
konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional,
seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang
bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir
se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada
masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat
emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang
dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh
perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian
ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock
menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa
remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki
status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa
remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang
dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku
seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk
meng-gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru
ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi
kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh
keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan
kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi
juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja.
Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai
nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian,
pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal
ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari
moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak
berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.
Beberapa minat pada remaja,
diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah
raga.
2. Minat social : pesta, minum-minuman
keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia
dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada
penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi.
1. Tidak bertanggung jawab, dalam
menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam
mendapat dukungan social.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja
cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada
lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya
untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense :
rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.
BAB III
PENUTUP
1. Masa remaja adalah suatu periode
peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa.
- Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
- Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan sexual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.
- Ada beberapa bentuk berprilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, diantaranya pesta malam yang menimbulkan sisi negative remaja, minum- minuman keras dan obat-obat terlarang.
Dalam
perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi
dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar bisa
melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam fisik maupun psikis sehingga
bisa mengatasi dan mengaplikasikan perubahan-perubahan itu dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Muhammad. 2005. Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara.
Daulay,
Agus Salim 2010. Diktat Psikologi Perkembangan. Padangsidimpuan: STAIN
Padangsidimpaun.
Desmita.
2009. Psikologi perkembangan peserta didik : PT Remaja Rosdakarya
Mappiare.
1984. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
How do you make money at casinos that accept players from all
BalasHapusThere kadangpintar are also other forms of worrione casino games for players like slots, blackjack, roulette, and video poker. These หาเงินà¸à¸à¸™à¹„ลน์ games are among the most popular casino games